KISAH
KASIH SEORANG IBU
Oleh: Erwin Budiana
IBU adalah sosok yang luar biasa. Dialah sosok yang membuat setiap kita bisa melihat indahnya dunia ini setelah dengan penuh pengorbanan mengandung kita selama sembilan bulan. Sosok ini pulalah yang dengan penuh kesabaran merawat dan membesarkan kita. Dan yang terpenting, sosok ini adalah guru pertama bagi setiap kita; dialah yang mendidik dan mengajari kita agar menjadi manusia yang baik, berkualitas dan tentunya berakhlak.
Kasih sayang seorang ibu tidak ada
habisnya dan tidak bisa mengalahkan kecintaan pada anaknya oleh siapapun, ibu
bisa dikatakan dengan “tangan tuhan” karena begitu mulianya peranan ibu kepada
anak-anaknya dan itu yang pernah saya rasakan, memang saya tidak selamanya
merasakan kasih sayang seorang ibu dibandingkan kebanyakan orang, walaupun
hanya sebentar tapi dari situlah saya tau bahwa
seorang ibu tidak ada matinya kasih sayang pada anaknya. Kasih sayang seorang
ibu sangat bermanfaat bagi kehidupan saya sekarang yang merubah kepribadian
untuk lebih menghargai kehidupan.
Saya tinggal di desa terpencil yang jauh dari hingar bingar
perkotaan hanya dihiasai dan dikelilingi oleh hamparan sawah yang keindahannya
menakjubkan tatkala hamparan padi berwarna hijau muda yang baru beranjak umur
30 hari masa tanam. Keindahan kampungku memang luar biasa walaupun terpencil
dan hanya berpenduduk sekitar puluhan
kepala keluarga tapi itu tidak membuat untuk tidak betah tinggal di sana
justru saya bahagia hidup di kampungku bersama ibuku yang luar biasa hebat yang tidak pernah lelah merawat saya kecil sampai saya
dewasa.
Sejak kecil ibuku selalu mengajarkan saya
tentang bekerja keras dan mandiri yang tidak pernah sama sekali memanjakan saya
walaupun pada waktu itu adikku belum lahir dan menjadi anak satu-satunya namun
itu tidak membuat saya dimanja oleh ibuku. Memang saya tidak pernah merasakan
bagimana dimanja oleh seorang ibu. Terkadang saya iri pada
keluarga dan teman-temanku yang setiap hari dimanja oleh orang tuanya yang
suatu ketika pernah membangkang dan melawan orang orang tua karena tiap hari
sehabis pulang sekolah harus pergi ke sawah untuk mambantu bapakku kerja.
Begitu bodohnya saya dulu kenapa saya sampai bisa melawan orang tua. Sekarang saya tau maksud ibuku
kenapa saya tidak dimanja pada waktu itu sebab kerasnya hidup di luar sana bisa
di lawan dengan kemandirian dan itu diajarkan oleh ibuku. Kerasnya hidup di
lingkungan rumah itu tidak sebanding kerasnya kehidupan di luar sana. Dengan
kemandirianlah cara membuktikan kasih sayang seorang ibu untuk saya bahwa
dengan mengajarkan saya mendiri maka itu yang menyalamatkan saya dari kerasnya
kehidupan ini. Luar biasa ibuku, pahlawan yang sesungguhnya.
Ibuku
adalah seorang pekerja keras, mungkin kalau tidak bekerja badannya terasa
sakit. Pernah suatu ketika ibuku menceritakan tentang awal mula menjalin rumah
tangga dengan bapakku dan pada masa itu bapakku sama sekali tidak punya apa-apa
sebaliknya ibuku juga tidak punya apa-apa namun kerna cinta yang suci kedua
orang tuaku berusaha merubah kehidupanya dengan cara mencari pekerjaan apapun
itu yang penting halal, tak kenal malam dan siang orang tuaku terus bekerja dan
bekerja dan alhamdullah orang tuaku bisa merubah hidupnya sedikit demi sedikit
sampai saya lahir tanpa sedikitpun dibantu oleh orang tuanya (nenek &
kakekku) kerna orang tuaku tidak pernah sama sekali meminta bantuan dari nenek
dan kakekku baik dari dalam hal warisan atau apapun itu, namun bagi kedua orang
tuaku cinta sucilah warisan terbesar bagi dia. kerna cinta yang suci
satu-satunya membuat semua orang bisa bahagia. Harta bisa dicari dengan cinta
namun cinta tidak bisa di cari dengan harta.
Cinta
sucinya orang tuaku tidak bertahan lama kerna ibuku telah meninggalkan kami
semua, beliau telah lebih dulu dipanggil olehNya. Sayang, saya merasa bersalah
tidak sempat meminta maaf dan membahagiakan biliau kerna pada waktu ibuku
menghembuskan napas terakhir, saya berada di Bali dan saya sama sekali tidak
bisa pulang sebab pada saat itu di bali ada acara nyepi yang mau tak mau saya
tidak bisa pulang. Baru keesokan harinya saya bisa pulang namun ibukku sudah di
makamkan. Seandinya waktu bisa terulang kembali, saya tidak bakalan ke Bali.
Saya akan temanin ibuku sampai akhir hayat... tapi mau gimana lagi takdir
rahasia tuhan yang kita tidak bisa hindari. Hanya untaian Do'a yang saya
persembahkan buat ibuku.. I LOVE BUNDA ''Jasa-jasamu tak lekang oleh waktu.
‘’UNTUK BUNDA"
Bunda...
Engkau pecahkan kegalauan yang selalu membuatku jatuh..
Engkau
bagai penopang raga yang mulai runtuh..
Engkau
memberi semua yang kami butuhkan..
Tapi
kami, ketika engkau butuhpun kami belum menyadari...
Bunda...
Kau buang waktumu tanpa lelah untuk kami..
Kau
buat kasih sayang itu menjadi kebiasaan yang sering kami lupakan..
Engkau
memberi tanpa kami meminta..
Engkau
guyurkan siraman kasih yang tiada tandingannya...
Bunda...
Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.
Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.
Setegas
kasihmu..
Semampu
dan selalu ada untuk kami anakmu..
Kan
kurubah segala yang menajadi kesalmu..
Kan ku
coba merengkuh rasa yang sering kau berikan kepadaku...
Di
atas langit yang tak terbatas.. Kau topangkan kasihmu tanpa merasa lelah..
Terimakasih Bunda.. Terimakasih telah menjagaku hingga dewasa.. Memberikanku
seluruh cinta tanpa putus asa.. Dengan cintamu, aku merasakan kekuatan yang
sungguh luar biasa..
Love
you Mom, aku gak akan pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang
telah engkau berikan kepadaku, Sampai kapanpun!...
telah engkau berikan kepadaku, Sampai kapanpun!...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar