Kamis, 08 Mei 2014

CERPEN PERHIMAP V



KISAH KASIH SEORANG IBU
Oleh: Erwin Budiana

 IBU adalah sosok yang luar biasa. Dialah sosok yang membuat setiap kita bisa melihat indahnya dunia ini setelah dengan penuh pengorbanan mengandung kita selama sembilan bulan. Sosok ini pulalah yang dengan penuh kesabaran merawat dan membesarkan kita. Dan yang terpenting, sosok ini adalah guru pertama bagi setiap kita; dialah yang mendidik dan mengajari kita agar menjadi manusia yang baik, berkualitas dan tentunya berakhlak.
Kasih sayang seorang ibu tidak ada habisnya dan tidak bisa mengalahkan kecintaan pada anaknya oleh siapapun, ibu bisa dikatakan dengan “tangan tuhan” karena begitu mulianya peranan ibu kepada anak-anaknya dan itu yang pernah saya rasakan, memang saya tidak selamanya merasakan kasih sayang seorang ibu dibandingkan kebanyakan orang, walaupun hanya sebentar tapi dari situlah saya tau bahwa seorang ibu tidak ada matinya kasih sayang pada anaknya. Kasih sayang seorang ibu sangat bermanfaat bagi kehidupan saya sekarang yang merubah kepribadian untuk lebih menghargai kehidupan.
Saya tinggal di  desa terpencil yang jauh dari hingar bingar perkotaan hanya dihiasai dan dikelilingi oleh hamparan sawah yang keindahannya menakjubkan tatkala hamparan padi berwarna hijau muda yang baru beranjak umur 30 hari masa tanam. Keindahan kampungku memang luar biasa walaupun terpencil dan hanya berpenduduk sekitar puluhan  kepala keluarga tapi itu tidak membuat untuk tidak betah tinggal di sana justru saya bahagia hidup di kampungku bersama ibuku yang luar biasa hebat yang tidak pernah lelah merawat saya kecil sampai saya dewasa.
 Sejak kecil ibuku selalu mengajarkan saya tentang bekerja keras dan mandiri yang tidak pernah sama sekali memanjakan saya walaupun pada waktu itu adikku belum lahir dan menjadi anak satu-satunya namun itu tidak membuat saya dimanja oleh ibuku. Memang saya tidak pernah merasakan bagimana dimanja oleh seorang ibu. Terkadang saya iri pada keluarga dan teman-temanku yang setiap hari dimanja oleh orang tuanya yang suatu ketika pernah membangkang dan melawan orang orang tua karena tiap hari sehabis pulang sekolah harus pergi ke sawah untuk mambantu bapakku kerja. Begitu bodohnya saya dulu kenapa saya sampai bisa melawan orang tua. Sekarang saya tau maksud ibuku kenapa saya tidak dimanja pada waktu itu sebab kerasnya hidup di luar sana bisa di lawan dengan kemandirian dan itu diajarkan oleh ibuku. Kerasnya hidup di lingkungan rumah itu tidak sebanding kerasnya kehidupan di luar sana. Dengan kemandirianlah cara membuktikan kasih sayang seorang ibu untuk saya bahwa dengan mengajarkan saya mendiri maka itu yang menyalamatkan saya dari kerasnya kehidupan ini. Luar biasa ibuku, pahlawan yang sesungguhnya. 

Ibuku adalah seorang pekerja keras, mungkin kalau tidak bekerja badannya terasa sakit. Pernah suatu ketika ibuku menceritakan tentang awal mula menjalin rumah tangga dengan bapakku dan pada masa itu bapakku sama sekali tidak punya apa-apa sebaliknya ibuku juga tidak punya apa-apa namun kerna cinta yang suci kedua orang tuaku berusaha merubah kehidupanya dengan cara mencari pekerjaan apapun itu yang penting halal, tak kenal malam dan siang orang tuaku terus bekerja dan bekerja dan alhamdullah orang tuaku bisa merubah hidupnya sedikit demi sedikit sampai saya lahir tanpa sedikitpun dibantu oleh orang tuanya (nenek & kakekku) kerna orang tuaku tidak pernah sama sekali meminta bantuan dari nenek dan kakekku baik dari dalam hal warisan atau apapun itu, namun bagi kedua orang tuaku cinta sucilah warisan terbesar bagi dia. kerna cinta yang suci satu-satunya membuat semua orang bisa bahagia. Harta bisa dicari dengan cinta namun cinta tidak bisa di cari dengan harta.
Cinta sucinya orang tuaku tidak bertahan lama kerna ibuku telah meninggalkan kami semua, beliau telah lebih dulu dipanggil olehNya. Sayang, saya merasa bersalah tidak sempat meminta maaf dan membahagiakan biliau kerna pada waktu ibuku menghembuskan napas terakhir, saya berada di Bali dan saya sama sekali tidak bisa pulang sebab pada saat itu di bali ada acara nyepi yang mau tak mau saya tidak bisa pulang. Baru keesokan harinya saya bisa pulang namun ibukku sudah di makamkan. Seandinya waktu bisa terulang kembali, saya tidak bakalan ke Bali. Saya akan temanin ibuku sampai akhir hayat... tapi mau gimana lagi takdir rahasia tuhan yang kita tidak bisa hindari. Hanya untaian Do'a yang saya persembahkan buat ibuku.. I LOVE BUNDA ''Jasa-jasamu tak lekang oleh waktu. 



‘’UNTUK BUNDA"

Bunda...
Engkau pecahkan kegalauan yang selalu membuatku jatuh..
Engkau bagai penopang raga yang mulai runtuh..
Engkau memberi semua yang kami butuhkan..
Tapi kami, ketika engkau butuhpun kami belum menyadari...

Bunda...
Kau buang waktumu tanpa lelah untuk kami..
Kau buat kasih sayang itu menjadi kebiasaan yang sering kami lupakan..
Engkau memberi tanpa kami meminta..
Engkau guyurkan siraman kasih yang tiada tandingannya...
Bunda...
Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.
Setegas kasihmu..


Semampu dan selalu ada untuk kami anakmu..
Kan kurubah segala yang menajadi kesalmu..
Kan ku coba merengkuh rasa yang sering kau berikan kepadaku...
Di atas langit yang tak terbatas.. Kau topangkan kasihmu tanpa merasa lelah.. Terimakasih Bunda.. Terimakasih telah menjagaku hingga dewasa.. Memberikanku seluruh cinta tanpa putus asa.. Dengan cintamu, aku merasakan kekuatan yang sungguh luar biasa..
Love you Mom, aku gak akan pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang
telah engkau berikan kepadaku, Sampai kapanpun!...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar